top of page

MAKNA SABAR


Sering kita dengar orang mengatakan, habis kesabaran saya melihat tingkah orang itu. Atau melihat perlakuannya kepada saya. Saya sudah tidak sabar menunggu lebih lama lagi dalam antrian ini. Saya tidak sanggup karena sudah kucoba berkali-kali tapi gagal terus. Aku tak sanggup menanggung beban berat ini. Tak perlu menunggu bukti atau penjelasan lebih lanjut karena aku yakin orang itu bersalah. Aku sudah berdoa terus tapi yang kumohon dari Allah tak kunjung datang.

Itulah beberapa contoh sikap mental manusia yang umumnya memang tidak sabaran. Sabar berasal dari bahasa Arab “Sabr” yang bisa berarti sabar, tabah, tangguh, khusyuk, sungguh-sungguh, atau ulet. Sabar juga berarti mampu mencegah dan menahan dan mengendalikan diri agar berbuat baik. Sabr adalah satu sisi dari iman disamping syukr (syukur) di sisi lainnya. Iman tanpa sabr dan syukr adalah iman yang belum merasuk kedalam hati. Begitu pentingnya sabr sehingga ada lebih dari 90 ayat tentang sabar didalam al-Quran yang mengingatkan kita tentang pentingnya sabar bagi orang beriman. Allah bersama dan mencintai orang-orang yang sabar. “Bersabarlah kalian, sesungguhnya Allah bersama dengan orang-orang yang sabar.” (Al-Anfal: 46) “…..dan Allah itu mencintai orang-orang yang sabar.” (Ali Imran: 146) Begitu pula salah satu sifat mulia Allah dalam 99 nama indahnya adalah Al-Sabur (as-Sabur).

Firman Allah, “Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa”.(20:132). Dalam ayat lain Allah berfirman "Wahai orang-orang yang beriman mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat,..” (Al-Baqarah: 153)

Sabar dalam shalat adalah shalat yang khusyuk, yang tidak buru-buru. Sebagian ulama juga menafsirkan sabar disitu sebagai puasa karena bulan puasa juga disebut sebagai syahr assabr. Bila shalat dalam ayat itu diartikan sebagai doa (bukan shalat 5 waktu dan shalat sunnah), maka washthabir yang dimaksud adalah kesabaran dalam menanti keputusan Allah atas doa kita.

Sabar adalah juga menahan diri dari perbuatan maksiat dan larangan Allah. Menahan diri menilai seseorang sebelum memeperoleh informasi yang bisa dipertanggungjawabkan. Menahan amarah dan nafsu, menahan dari memperkaya diri dengan jalan tidak halal. Koruptor adalah mereka yang mengambil jalan pintas dengan mencuri uang rakyat karena tidak sabar menanti hasil dari upaya kerja keras sendiri.

Sabar adalah sifat orang yang ulet. Tidak mudah putus harapan. Menuntaskan tugasnya sampai selesai mendatangkan hasil, meski dalam perjalanannya mengalami kegagalan demi kegagalan. Sabar adalah sifat tidak mudah memusuhi orang-orang yang mengecewakannya. Allah disebut sebaga as-Sabur, Yang Maha Penyabar, karena tidak ada segala sesuatu yang lebih sabar dariNya. Ketika makhluknya berdusta, berbuat dosa, bahkan ingkar dan menyekutukanNya, Allah masih tetap memberi rezeki seperti yang dijanjikan-Nya.

Orang sering salah menilai. Mereka yang baik dan sabar sering dinilai sebagai orang yang lemah. Orang yang tidak berani melawan dan orang yang kalah. Justru sebaliknya, orang sabar adalah orang kuat dan berani. Mampu melawan nasib dengan mengendalikan nafsu tanpa menyakiti pihak lain. Mereka yang dengan sabar manantang gelombang ujian dan musibah dalam hidup. Jika lolos mereka akan menjelma menjadi orang yang lebih kuat dari diri sebelumnya.

Sayyidina Ali bin Abi Thalib mengatakan ada sedikitnya tiga jenis sabar. Sabar dalam menahan diri dari berbuat dosa adalah tanda taqwanya kepada Allah. Sabar dalam menghadapi cobaan dan musibah adalah rida dan kepasarahannya kepada ketentuan Tuhan. Dan sabar dalam ketaatan dan ibadah adalah tanda kedekatannya dan cintanya kepada Rabbul ‘Alamin. Sesungguhnya sabar dalam berbagai situasi adalah barometer ketakwaan dan keimanan seseorang.

Allah menjanjikan ganjaran tertinggi untuk orang yang sabar. Ganjaran di dunia dan akhirat. Sabar tidak berarti kita pasif menerima keadaan tanpa upaya memeprbaikinya. Sabar menurut Islam adalah sabar yang aktif. Menerima keadaan tetapi tetap berjuang mengubahnya dengan cara-cara yang diridai Allah. Sabar tidak berarti membiarkan mereka menzalimi kita. Setiap keadaan buruk dan konflik harus diatasi dengan jalan damai. Perang adalah cara terakhir setelah semua jalan damai gagal. Perang yang buru-buru dilakukan tanpa upaya damai adalah cermin dari ketidaksabaran dan pembiaran hawa nafsu. Perang dalam Islam hanya dibolehkan sebagai perang defensif ketika kita diserang lebih dahulu. Dan ketika lawan bersedia untuk berdamai, Islam memerintahkan kita untuk bersepakat damai. Damai dalam keadilan, bukan damai demi membiarkan kezaliman.

Pada intinya, sabar adalah sikap melawan desakan amarah, benci, iri, dengki, tamak, dan angkuh didalam diri kita. Desakan yang didorong oleh setan. Sabar adalah kemenangan malaikat melawan setan dalam diri kita. Malaikat yang kerjanya tiada lain hanya bersyukur kepada Yang Maha Kuasa.

Mendidik dan berlatih untuk sabar tidaklah mudah. Tawakal dan kepasrahan atas ketentuan Allah adalah modal utama kesabaran. Sabar dimulai dengan melihat diri sendiri yang tidak sempurna. Dengan demikian, ketidak sempurnaan dunia di hadapan kita yang tertangkap oleh indra kita merupakan bagian dari kehidupan dimana kita ikut menyumbang di dalamnya. Yang sempurna hanya Allah dan insan kamil hanya ada pada diri rasul-Nya SAW.

Di luar semua itu, ada tingkatan sabar yang lebih tinggi. Sabar di kalangan orang-orang yang telah mencapai derajat tertentu dalm hubungannya dengan Allah yang tidak akan dibahas disini. Sabar di kalangan para anbiya, auliya, salihin, dan para pesuluk. Bahkan nabi pun sering diingatkan oleh Allah untuk bersabar. Bentuk-bentuk kesabaran itu disebut sebagai sabr fi Allah, sabr ma’a Allah, sabr ‘an Allah dan sabr bi Allah. Wallah a’lam.


  • twitter-round
  • instagram-4-512
  • facebook-7-xxl
  • youtube-2-256
Risalah Islam Cinta
bottom of page