top of page

SEMESTA AKHLAK

Sebagian orang kerap berkoar-koar dan mendesakkan peran agama dalam seluruh lapis dan sistem kehidupan bermasyarakat. Tapi orang kerap lupa kalau esensi agama adalah akhlak yang baik, yang lahir dari jiwa yang bersih. Berakhlak baiklah, niscaya hidup Anda dan lingkungan sekitar Anda kan baik pula.

Bila mau jujur, dalam membangun sistem-sistem kehidupan, agama paling banter dioperasikan di dataran filosofis, bersama filsafat-filsafat lainnya. Selebihnya? Semuanya adalah akhlak.

Tapi apakah itu berarti untuk jadi manusia yang baik, orang harus mengerti agama, atau, kasarnya, menjadi Muslim? Tentu saja tidak. Bahkan, jangan kaget: orang yang tak mengerti agama atau bukan Muslim, bisa berakhlak baik.

Semua kita tahu Allah SWT menanamkan fitrah alias kecenderungan pada kebaikan ke semua manusia tanpa pandang bulu. Tapi, meski faktanya tidak seperti itu, seharusnya orang beragama, apalagi seorang Muslim, akhlaknya lebih baik. Dia berpegang pada panduan dari Allah, jika dia lupa atau terbawa nafsu.

Orang beragama juga harusnya lebih berakal. “Tak ada agama bagi yang tak menggunakan akal,” kata Nabi. Tapi org baik yang berakal juga bisa melahirkan kebenaran, meski tak beragama atau dia bukan Muslim.

So, fastabiqul khayraat! Kita semua perlu berlomba-lomba mengejar kebaikan. Bahkan orang yang tampaknya tak beragama atau atheis, jangan-jangan hakikatnya lebih beragama dari orang-orang yg kelihatannya saleh. Bukankah Allah adalah sumber segala Kebaikan, Kebenaran dan Keindahan?

Orang yang kelihatannya tak beragama, tapi setia pada kebenaran, cenderung kepada kebaikan, dan mengapresiasi keindahan, boleh jadi lebih beragama ketimbang mereka yang kelihatan saleh tapi mengkhianati kebenaran, dikuasai nafsu dan vulgar.

So, fastabiqul khayraat!


  • twitter-round
  • instagram-4-512
  • facebook-7-xxl
  • youtube-2-256
Risalah Islam Cinta
bottom of page